Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

La`u

Gambar
La`u             Hari itu gue bergegas menuju dinas lingkungan menaiki sepeda motor. Setelah di perjalanan gue berhenti pada sebuah rumah yang terlihat tak berpenghuni. Bukan tanpa alasan kenapa gue berhenti, alarm hanphone gue berbunyi. Waktunya pertandingan. Ya gue bermain game di hanphone, game ini memang memiliki pertandingan yang terjadwal setiap harinya. Tak lama gue membuka hanphone, dua orang pria dengan sepeda motor matic datang menghampiri, awalnya gue kira cuma mau nanya arah jalan, Namun pikiran positif itu hilang ketika mereka menuduh gue memukuli seorang anak di tempat ini. “Astaga apa lagi ini, gua aja baru berenti” ketus dalam hati.             Mereka masih muda, mungkin sepantaran, bedanya gue sama mereka beda orang tua. “sorry nih, la`u liat anak baju putih yang tadi disini?” tanya salah satu dari mereka. “ngga liat bang” jawab gue. “gua serius, la`u liat anak baju putih yang tadi disini? Bukan apa-apa nih masalahnya adik gua dipukulin sama

Nguliah (Chapter 1)

Gambar
Ki Mia Keterima di perguruan tinggi negeri bukan menjadi impianku sejak sekolah, untuk aku yang sering dibangunkan guru karena sering tidur saat pelajaran berlangsung. Hal memalukan yang sering aku ulangi, sampai aku lupa apa itu malu. Impianku adalah menemukan tempat ternyaman di Bumi untuk aku pakai tidur, mungkin aku akan menjadi manusia paling bahagia.             Berbeda pikiran dengan ibu, ibu selalu bilang kepadaku jangan ngikutin gaya ayah saat muda, ayah sering tidur, bahkan pas jam pelajaran olahraga. Kebiasaanku ini adalah gen mutlak dari ayah, apa aku harus ngucap terimakasih karena aku menjadi siswa yang paling terkenal dengan kebiasaan tidurku?             Hal yang menjadi pertanyaanku, mengapa ibu yang kata orang-orang mirip dengan Cici Paramida ini mau dengan ayah yang hidupnya penuh dengan mimpi, mimpi ayah diiringi dengan dengkuran yang sangat keras, konon hingga terdengar sampai tetangga. Sebab aku pernah mendengar cerita kalau tetangga sebelah ru

Peci Ayah

Gambar
                            Aku ingat saat kecil aku ingin sekali memakai peci ayah untuku pakai sholat, tapi ayah selalu mengambilnya lagi karena ukuranya terlalu besar, lalu ayah membelikan peci yang baru untuku. Setiap hendak sholat atau ke TPA aku tak pernah lupa untuk memakainya, aku sangat senang karena ini pemberian ayah.            Tapi sepulang dari TPA aku lupa dengan peci itu, aku sibuk main sama teman-teman setelah selesai belajar lalu pulang lupa dengan membawa pecinya. Saat kumandang adzan maghrib terdengar ayah menagajaku sholat berjamaah, aku mencari peci itu, namun ngga ketemu. Aku baru ingat aku meninggalkanya di TPA, “uuuh gara-gara aku main jadi lupa sama pecinya”.             Aku bilang ke ayah kalau peci itu ketinggalan di TPA, ayah hanya tersenyum melihat pengakuanku, “kenapa bisa lupa sih? besok aku harus ambil pecinya” tuturku dalam hati.             Keesokan harinya aku berangkat ke TPA lebih awal niat hati mau mencari peci yang ketingga