Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2016

Seandainya

Seandainya.. dalam hidup, seseorang tak mempunyai pesaing atau musuh yang ingin menyingkirkanya. Dua atau tiga teman pun dirasa cukup untuk mengubah dunia yang sepi menjadi menyenangkan, namun terkadang manusia tidak bisa memanfaatkan keterbatasan tersebut, dan luput dari rasa syukur.

Perempuan Kail (chapter 2)

Gambar
Teringat ketika gue baru masuk SMA ini, saat itu gue juga baru mulai berkomitmen untuk terus memakai jilbab, sebab di SMP temen-temen gue suka bilang gue cupu gara-gara gak make jilbab sendiri, sedangkan mereka suka asik ngobrol fashion tentang jilbab, bahkan ketika ngumpul di rumah Dina (salah satu temen nongkrong gue) pada asik nonton tutorial hijab dan mencobanya, gue? cuma disuruh nilai 'bagus apa enggak tan?'. Kadang gue berfikir kayaknya gue salah pergaulan. SMP gue negeri, tapi gue dapet temen-temen yang doyan tutorial hijab sejak dini, mungkin mereka kemakan pepatah ilmu yang mengharuskan belajar sejak dini. Tapi untuk tutorial hijab di usia cabe kaya gini? Dina merupakan anak yang ter fashionable menurut gue, rumahnya penuh make up, jilbabnya ribet, gak kepikiran gue gimana dia ngerakitnya, dan suatu hari gue gak sengaja ngepoin hapenya yang dititipin ke gue, isinya penuh video tutorial, dari nama beken seperti Dian Pelangi, Natasha Farani, Ria Ricis, sampai Az

Perempuan Kail (chapter 1)

Gambar
'Apaan sih!' Gue sekarang lebih cepat tersinggung ketika ada yang manggil gue dengan julukan kerdus. Julukan yang mengganggu pendengaran yang mengakibatkan kerusakan pada gendang telinga. Apa coba maksud mereka manggil gue dengan julukan itu, kerdas kerdus kerdas kerdus! Pusing gue dengernya! Nia, sahabat gue. Cuma dia yang masih baik sama gue dan selalu ceramahin gue.. sebenernya gue pusing denger dia ngoceh, bisa panjang gak kelar-kelar, dan suaranya tinggi, macem ustadzah kondang, mamah dedeh! 'Nia mana sih, katanya janjian di kantin jam istirahat', Nia beda kelas, jadi kalau mau ketemu harus janjian dulu. Sambil nunggu wanita yang seperti ustadzah kondang ini, banyak temen yang nyapa gue saat lewat depan gue.. kebanyakan sih yang nyapa dari kaum lelaki, gue yang sedari tadi berdiri sendiri di depan pintu masuk kantin juga ikut menyapa mereka dengan senyum gue, yang kata warga sekolah terlalu manis untuk dibagikan kesetiap lelaki. Kadang gue juga gak nolak