Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

Terapi

Gambar
Pertama aku ingin mengurangi jatah tidurku, kebiasaan ku adalah aku bangun terlalu siang, bahkan terkadang sampai matahari terlihat malu menampakan sinarnya, ternyata itu udah mau maghrib. Aku tidur seperti bayi, yang bikin beda adalah bayi masih suka terbangun, sedangkan aku tidak. Berarti aku tertidur seperti cerita putri salju, dan bedanya lagi adalah dalam ceritaku pangeran akan mencium pangeranya agar terbangun. Sudah ku tekadkan, aku ingin mengurangi kebiasaanku, dan bangun lebih pagi lagi. Seminggu sebelum  hari pertama praktikum aku akan menterapi diriku sendiri, yaitu dengan berusaha bangun lebih awal. Hari pertama aku nyalakan alarm pukul enam pagi, kata Reno satu teman kos ku, belajarlah mulai perlahan, awalnya memang terasa sulit, tapi lama-lama jadi kebiasaan. Aku menangkap maksudnya, berarti aku tidak boleh langsung terburu-buru, harus perlahan, dari pelan-pelan hingga sampai tujuan. Malam ini aku siapkan alarm handphone ku pukul 6 pagi, dan berharap aku ak

Seandainya

Seandainya.. dalam hidup, seseorang tak mempunyai pesaing atau musuh yang ingin menyingkirkanya. Dua atau tiga teman pun dirasa cukup untuk mengubah dunia yang sepi menjadi menyenangkan, namun terkadang manusia tidak bisa memanfaatkan keterbatasan tersebut, dan luput dari rasa syukur.

Perempuan Kail (chapter 2)

Gambar
Teringat ketika gue baru masuk SMA ini, saat itu gue juga baru mulai berkomitmen untuk terus memakai jilbab, sebab di SMP temen-temen gue suka bilang gue cupu gara-gara gak make jilbab sendiri, sedangkan mereka suka asik ngobrol fashion tentang jilbab, bahkan ketika ngumpul di rumah Dina (salah satu temen nongkrong gue) pada asik nonton tutorial hijab dan mencobanya, gue? cuma disuruh nilai 'bagus apa enggak tan?'. Kadang gue berfikir kayaknya gue salah pergaulan. SMP gue negeri, tapi gue dapet temen-temen yang doyan tutorial hijab sejak dini, mungkin mereka kemakan pepatah ilmu yang mengharuskan belajar sejak dini. Tapi untuk tutorial hijab di usia cabe kaya gini? Dina merupakan anak yang ter fashionable menurut gue, rumahnya penuh make up, jilbabnya ribet, gak kepikiran gue gimana dia ngerakitnya, dan suatu hari gue gak sengaja ngepoin hapenya yang dititipin ke gue, isinya penuh video tutorial, dari nama beken seperti Dian Pelangi, Natasha Farani, Ria Ricis, sampai Az

Perempuan Kail (chapter 1)

Gambar
'Apaan sih!' Gue sekarang lebih cepat tersinggung ketika ada yang manggil gue dengan julukan kerdus. Julukan yang mengganggu pendengaran yang mengakibatkan kerusakan pada gendang telinga. Apa coba maksud mereka manggil gue dengan julukan itu, kerdas kerdus kerdas kerdus! Pusing gue dengernya! Nia, sahabat gue. Cuma dia yang masih baik sama gue dan selalu ceramahin gue.. sebenernya gue pusing denger dia ngoceh, bisa panjang gak kelar-kelar, dan suaranya tinggi, macem ustadzah kondang, mamah dedeh! 'Nia mana sih, katanya janjian di kantin jam istirahat', Nia beda kelas, jadi kalau mau ketemu harus janjian dulu. Sambil nunggu wanita yang seperti ustadzah kondang ini, banyak temen yang nyapa gue saat lewat depan gue.. kebanyakan sih yang nyapa dari kaum lelaki, gue yang sedari tadi berdiri sendiri di depan pintu masuk kantin juga ikut menyapa mereka dengan senyum gue, yang kata warga sekolah terlalu manis untuk dibagikan kesetiap lelaki. Kadang gue juga gak nolak

Waktu

Waktu tak bisa mengulang akan terus berputar Walau hanya sedetik Dan kita selalu berusaha menikmati detik demi detik Bagi mereka yang tak peduli waktu Waktu itu hanya seperti benda tak berguna waktu itu hanya jam dinding tua tak terawat Untuk apa memperhatikanya, ia usang! Manusia pun akan usang, termakan waktu Kulit keriput, rambut memutih, yah mereka bilang itu normal Apa yang sudah dilakukan manusia selama itu? Dan bagaimana dengan manusia yang tidak memenanginya? Tak semua manusia mempunyai waktu selama itu Lama? Perjalanan ini begitu singkat Bagi mereka yang memanfaatkan waktu dengan sangat baik Tak mengahamburkanya layaknya uang yang berhasrat pada dunia Dan ketika waktu itu tiba mereka yang baik akan didatangi satu persatu oleh kerabat Tak terhitung jumlah kerabat yang ia punya Dan mereka akan menceritakan sifat baikmu, yang tak ternilai harganya Engkau bahagia, baik saat kau masih disini, ataupun sekarang di alam sana. Untuk "Erwin Maulana",

Dapatkah Kita Bersama, lagi?

Gambar
Kata mereka persahabatan itu sangat mengasyikan, bisa saling mengerti, saling memahami, membiarkan kita bebas untuk berekspresi, dan ketika ekspresi kita tak disukai orang lain, sahabat adalah seseorang yang akan tetap menghargai, mungkin benar hari-hari bersamanya akan terasa menyenangkan. Kata mereka dengan memiliki sahabat kita akan banyak belajar tentang arti sebuah kesetiaan dalam pertemanan, juga dapat intropeksi diri kita. Dan jikalau umur persahabatan itu panjang maka cerita-cerita yang pernah dilewati bersama, akan terasa hangat diceritakan suatu saat nanti. Pasti saat itu sudah tua dan sahabat masih tetap sama. "Namun jika umur persahabatan itu panjang." Ini pasti menjadi hal paling diinginkan dalam setiap hubungan, namun kenyataan tak semua persahabatan dapat berumur panjang, apakah mereka pernah merasakan kehilangan seorang sahabat? Ketika aku kecil, aku selalu ingin mempunyai sekolompok sahabat yang hebat seperti luffy dan kawan-kawan, bajak la

Ayah Pergi Dulu

Gambar
Setiap kali aku main ayah selalu disampingku, melihatku, dan menemaniku hingga aku selesai bermain, ia seperti malaikat penjaga bagiku, maklum saja, aku anak kecil yang lemah, aku sering dijahili oleh teman-temanku ketika bermain, dan itu sering membuatku menangis. Ayah terlihat sedih jika aku pulang main aku menangis, namun aku selalu ingin bermain bersama teman-teman yang lain. "Iwaan, main yuuuk". Temanku nyamper. "Yah.. Iwan main dulu yaa, Iwan udah disamper sama temen-temen." "Iya, main yang bener yaa, ngga boleh cengeng jadi laki-laki" kata ayahku kepadaku, ia juga menitip pesan kepada teman-temanku untuk jagain iwan supaya tidak dinakalin. "Iya oom" saut teman-temanku. Namun ketika aku pulang, lagi-lagi dengan wajah lusu, menahan deru air mata yang ku tahan agar tidak membasahi pipi, sengaja aku bungkam dan tidak menceritakan kepada ayah supaya aku masih boleh bermain bersama teman-teman yang lain. Namun meski aku

Apa kabar, Aku?

Gambar
Senyum dikala sedih sangat sulit, hilang semangat, apa yang sebenarnya terjadi, hari-hari menjadi kelabu, seolah sekelilingku membisu melihat keadaanku, aku yang selama ini terlihat riang, namun tak pernah terlihat seperti itu lagi. Hari-hari ku sepi seraya menanti mentari hangati tubuh ini, dimana aku? Siapa aku? Apa aku hilang? Sesaak rasanya, ingin sekali ku ungkapkan sesuatu namun aku tak bisa, memikirkan itu saja aku menderita, apa dunia lupa cara menghiburku? apa semesta tak lagi rindu keberadaanku? Aku seperti terbuang, satu persatu hilang bahkan mati, aku melihat itu, satu persatu tanpa berkedip sedetikpun, itu lebih menyakitkan dari pada merasaknya. Aku coba berlari, hendak kemana aku tidak tahu, apa masih ada yang menungguku, aku yang tidak mengenal diriku pun enggan menerima keadaan ku, lagi lagi aku berpikir kenapa harus ada akuu? tersenyum, apa itu? Setetes mutiara berkilau jatuh perlahan, aku merasakanya, indah ketika terpancar sinar namun ada ketika aku sakit, aku

Laki-laki bukan Alam

Gambar
Angin berhembus kencang, diringi butiran-butiran hujan, seketika lebat hujan itu, terlihat awan gelap dengan kilauan kilat bermunculan, seolah mengerti kalau bumi sedang membutuhkan cahaya.. tapi tunggu dulu, sepertinya kilat ini menyambar sesuatu yang ada di bumi, sepertinya alam sedang mencurahkan isi hati.. Manusia hidup berdampingan dengan alam, bahkan bisa dikatakan menumpang tinggal di bumi untuk sementara, jika tidak bisa merawat alam, alam yang mengajari manusia bagaimana ia harus merawatnya. Aku merenung ketika hujan turun sangat deras, teringat pesan tentang merawat alam dan menjaga kelestarian bumi. Alam mencurahkan isi hati dengan menampakan fenomenanya yang sebetulnya jarang ia perlihatkan, mengajari manusia jika sampai menegur dengan suatu bencana.. "siapa yang dapat melawan alam ketika ia mengamuk? apakah alam itu seperti laki-laki?" Tanyaku dalam pikiran.. Terkadang laki-laki pun seperti itu, ia tidak mau terlalu terlihat, seolah ia sangat kua

Pagi Absurd

Gambar
Terlalu pagi gue bangun hari ini, jam setengah tujuh, haah mata masih ingin tertutup rapat rasanya, seakan sekarang gue sedang mencoba mengumpulkan nyawa agar tidak tertidur lagi. *** "Lari pagi gak yaa.. mm gak deh, agak mendung" hanya alasan gue yang sebenernya males lari pagi. Ngapain yaa hari ini, liburan gak jelas, cuma diem aja di rumah, kebanyakan makan sama tidur.. mending ngopi dulu deh sambil ngebayangin lari pagi, kan sehat. "Sruuuupuut.. baaah ini baru liburaan mantep" cuma karena kopi di pagi hari dibilang liburan mantep. "Pyaaar" wah bunyi hape, ada pesan masuk kayaknya.. wah ko ga ada, "ternyata itu suara piring pecah di dapur" suara hapenya mirip piring pecah. Walaah ini yang nipu tadi, sialan piring pecah, gue sumpahin lu gak bakal nyatu lagi.. Gue ganti nada dering aja deh, jadi suara gledek, biar gue ga bingung.. "padahal ini bakal lebih bingungin kalau lagi hujan" "Jleeegeeeer.." wah ada