Peci Ayah
Aku ingat saat kecil aku ingin sekali memakai peci ayah untuku pakai sholat, tapi ayah selalu mengambilnya lagi karena ukuranya terlalu besar, lalu ayah membelikan peci yang baru untuku. Setiap hendak sholat atau ke TPA aku tak pernah lupa untuk memakainya, aku sangat senang karena ini pemberian ayah. Tapi sepulang dari TPA aku lupa dengan peci itu, aku sibuk main sama teman-teman setelah selesai belajar lalu pulang lupa dengan membawa pecinya. Saat kumandang adzan maghrib terdengar ayah menagajaku sholat berjamaah, aku mencari peci itu, namun ngga ketemu. Aku baru ingat aku meninggalkanya di TPA, “uuuh gara-gara aku main jadi lupa sama pecinya”. Aku bilang ke ayah kalau peci itu ketinggalan di TPA, ayah hanya tersenyum melihat pengakuanku, “kenapa bisa lupa sih? besok aku harus ambil pecinya” tuturku dalam hati. Keesokan harinya aku berangkat ke TPA lebih awal niat hati mau mencari peci yang ketingga